SELAMAT DATANG

Kamis, 20 Desember 2012





1. Penerapan Hukum Archimedes
2. Posted on May 10, 2011 | 2 Comments
3. Apa kabarnya kawan, terima kasih sudah mampir di blog saya. Semoga artikel-artikel di blog ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. intinya dengan berbagi maka kita akan memperoleh bagian yang banyak dari yang kita bagi berupa sedekah ilmu. dan dengannya pula akan lebih banyak orang yang kebagian dengan ilmu yang kita sampaikan. Seperti halnya sebuah kue, kalu kita bagi-bagi akan lebih banyak orang yang merasakannya.
Setelahnya memahami ilmu tentang pentingnya konsep gaya archimedes kini kita akan lebih mengetahui seberapa besar ilmu yang ditemukan secara tidak sengaja ini.Penerapan hukum Archimedes dapat Anda jumpai dalam berbagai peralatan dari yang sederhana sampai yang canggih, misalnya hidrometer, kapal laut, kapal selam, galangan kapal, balon udara, dan jembatan ponton.
a. Hidrometer
Hidrometer merupakan alat untuk mengukur berat jenis atau massa jeniszat cair. Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Hidrometer banyak digunakan untuk mengetahui besar kandungan air pada bir atau susu.
4. Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya tabung kaca terapung
tegak dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal.
Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume zat
cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan
gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam
zat cair.
Tangkai tabung kaca hidrometer didesain supaya perubahan kecil dalam
berat benda yang dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam
massa jenis zat cair) menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangki
yang tercelup di dalam zat cair. Artinya perbedaan bacaan pada skala untuk
berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
5. b. Jembatan Ponton
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong yang berjajar sehingga menyerupai jembatan. Jembatan ponton merupakan jembatan yang dibuat berdasarkan prinsip benda terapung. Drumdrum tersebut harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk ke dalamnya. Jembatan ponton digunakan untuk keperluan darurat. Apabila air pasang, jembatan naik. Jika air surut, maka
jembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya jembatan ponton mengikuti pasang surutnya air
6. c. Kapal Laut
Pada saat kalian meletakkan sepotong besi pada bejana berisi air, besi
akan tenggelam. Namun, mengapa kapal laut yang massanya sangat besar
tidak tenggelam? Bagaimana konsep fisika dapat menjelaskannya? Agar
kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus dibuat berongga. hal ini
bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi lebih besar. Berdasarkan persamaan besarnya gaya apung sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, sehingg gaya apungnya menjadi sangat besar. Gaya apung inilah yang mampu melawan berat kapal, sehingga kapal tetap dapat mengapung di permukaan laut.
d. Kapal Selam dan Galangan Kapal
Pada dasarnya prinsip kerja kapal selam dan galangan kapal sama. Jika kapal akan menyelam, maka air laut dimasukkan ke dalam ruang cadangan sehingga berat kapal bertambah. Pengaturan banyak sedikitnya air laut yang dimasukkan, menyebabkan kapal selam dapat menyelam pada kedalaman yang dikehendaki. Jika akan mengapung, maka air laut dikeluarkan dari ruang cadangan. Berdasarkan konsep tekanan hidrostastis, kapal selam mempunyai batasan tertentu dalam menyelam. Jika kapal menyelam terlalu dalam, maka kapal bisa hancur karena tekanan hidrostatisnya terlalu besar. Untuk memperbaiki kerusakan kapal bagian bawah, digunakan galangan kapal. Jika kapal akan diperbaiki, galangan kapal ditenggelamkan dan kapal dimasukkan. Setelah itu galangan diapungkan. Galangan ditenggelamkan dan diapungkan dengan cara memasukkan dan mengeluarkan air laut pada ruang cadangan

7.

8. Kapal ini dapat menyelam hingga kedalaman sekitar 4,5 meter dan dapat menyelam sejauh 8 kilometer sebelum harus muncul kembali ke permukaan. Kapal selam ini memiliki beberapa lubang sehingga cahaya dapat masuk ke dalam kapal. Teknologi kapal selam telah berubah banyak sejak penemuan Drebbel ini. Saat ini beberapa kapal selam ada yang mencapai ukuran dua kali panjang lapangan sepak bola (200 m) dan dapat membawa lebih dari 150 awak kapal. Juga ada kapal selam bertenaga nuklir yang dapat tinggal di bawah air selama beberapa bulan tanpa muncul ke permukaan.
9. Prinsip Kerja Kapal Selam


10. Kapal selam bekerja berdasarkan prinsip yang cukup sederhana, yakni kenyataan bahwa udara lebih ringan daripada air. Jika anda mengambil cangkir teh anda dan membaliknya lalu anda mendorong cangkir tersebut di dalam ember yang penuh berisi air, anda harus menerapkan banyak tekanan untuk melakukannya. Tapi begitu anda melepaskan tekanan tersebut, cangkir dengan segera akan mengapung kembali ke atas. Cangkir dapat mengapung kembali karena udara yang terjebak di dalamnya membuat cangkir lebih ringan dari air.

11.

12. Demikian pula pada kapal selam, kapal selam memiliki tangki besar yang disebut tangki ballast (pemberat). Kapal selam dapat menyelam dan mengapung berkat pengaturan udara yang berada di dalamnya. Ketika kapal selam harus menyelam, tangki ballast diisi dengan air laut. Hal ini membuat kapal selam menjadi berat dan tenggelam. Ketika kapal selam ingin naik ke permukaan laut, air dipompa keluar dari tangki ballast dan diisi dengan udara dari kompresor sehingga kapal selam menjadi ringan lagi dan mulai mengapung.

Link artikel ini:
http://www.berbagaihal.com/2011/10/cara-kerja-kapal-selam.
13. Sedikit tambahan, kapal selam sekarang mulai di lengkapi dengan berbagai macam persenjataan,
yang awalnya hanya sebuah skrup untuk melubangi kapal musuh, sekarang bisa di muati rudal jelajah maupun rudal antar benua yang berhulu ledak nuklir.
Yang pada mulanya hanya cukup untuk satu orang hingga sekarang dapat memuat ratusan personel.
14. Kapal selam lama menggunakan diesel sebagai penggerak utama sehingga kemampuan bersembuyi di air sangat terbatas karena harus sering muncul ke permukaan untuk pengisian kembali bahan bakar,
kini kapal selam nuklir lebih efisien karena sangat hemat dan menekan biaya operasional, karena dalam sekali charge kapal selam mampu berlayar bertahun tahun tanpa perlu mengisi bahan bakar.
15. Namun itu bukan berarti tidak beresiko. Kejadian bocornya radiasi pada kapal K-19 Rusia beberapa dekade lalu,
menunjukkan kalau perlu keamanan extra untuk mengoperasikan sebuah kapal selam nuklir, selain merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi pihak Angkatan Laut bisa mengoperasikan nya.

16. sedikit gambaran di dalam kapal selam


17.

hukum menari


PEREMPUAN MENARI


Di tengah hingar-bingar perdebatan soal RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, saya ditanya seorang teman tentang hukum “perempuan menari dengan tubuhnya yang meliuk-likut”. Pertanyaan ini menarik dan memang relevan untuk konteks perbincangan RUU APP tersebut. Saya segera ingat mengenai hal ini pada buku himpunan Bahtsul Masail NU“ (Kajian hukum Islam NU). Di dalamnya ada pertanyaan yang persis sama dengan yang ditanyakan teman tersebut. “Bagaimana hukum tari-tarian lenggak-lenggok dan gerak lemah gemulai?”, begitu pertanyaan yang diajukan dalam Muktamar I di Surabaya 21 Oktober 1926.

Forum Bahtsul Masail pada muktamar NU tersebut dalam jawabannya mengatakan : “Muktamar memutuskan bahwa tari-tarian hukumnya boleh meskipun dengan lenggak-lenggok dan gerak lemah gemulai selama tidak terdapat gerak kewanita-wanitaan bagi kaum lelaki dan gerak kelelaki-lakian bagi kaum wanita. Bila terdapat gaya-gaya tersebut maka hukumnya haram”.(Baca : Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama NU himpunan K.H.Aziz Masyhuri, diterbitkan PPRMI dan Qultum Media cet. I/ 2004, h. 15).

Sebagaimana tradisi NU, setiap keputusan selalu merujuk pada kitab-kitab kuning (buku klasik umumnya produk pemikiran abad pertengahan). Maka keputusan di atas juga mengacu pada sejumlah kitab dan pendapat ulama yang ada di dalamnya. Fatwa tersebut dirujuk dari kitab Al Itihaf, syarh (komentar) kitab Ihya Ulumiddin karya Imam al Ghazali. Di dalamnya disebutkan ; para ulama berbeda pendapat mengenainya dalam batas antara makruh dan mubah. Di antara ulama yang berpendapat bahwa menari demikian hukumnya makruh adalah Imam Qaffal seorang tokoh mazhab Syafi’i aliran Khurrasani. Sementara ulama yang menghukumi mubah antara lain Imam Haramain, Ibnu ‘Imad al Sahrawardi dan Imam Rafi’i. Semuanya adalah para pengikut mazhab Syafi’i aliran Iraqi. Aliran Syafi’i ini secara umum tergolong tradisionalis, meski beberapa di antaranya juga progresif. Imam Haramain, guru Imam Al-Ghazali, mengatakan:

الرقص ليس بمحرم فإنه مجرد الحركات على استقامة او إعوجاج

“Menari tidaklah haram karena ia sekedar gerakan-gerakan tubuh yang bisa tegak lurus dan bisa juga lenggak-lenggok). Akan tetapi beliau segera memberi catatan “asal goyangannya tidak berlebihan”.

Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi dan Qiyas. Nabi pernah menyaksikan orang-orang Habasyah yang menyanyi dan menari. Beliau diam saja dan tidak membencinya. Gerak-gerak tari disamakan dengan gerak-gerak tubuh yang lainnya.

Nah, begitulah para ulama NU menjawab soal hukum menari. Saya tidak tahu lagi sekarang apakah keputusan ini masih berlaku untuk hari ini atau sudah dibatalkan/dianulir oleh keputusan Muktamar berikutnya. Saya juga tidak tahu apakah lenggang-lenggok dan gerakan tubuh perempuan yang lemah-gemulai itu termasuk dalam katagori erotika dan dengan demikian termasuk pornoaksi?. Sulit bagi saya untuk menilai sejauh mana goyangan tersebut tidak dianggap sederhana atau berlebihan. Saya juga tidak dapat memastikan apakah menari seperti itu pada waktu lampau “dinilai” para ulama, termasuk ulama NU, tidak menimbulkan rangsangan dan hanya dianggap sebagai sekedar gerak seni?. Wallahu A’lam.

Pengalaman di Kairo
Akan tetapi yang lebih menarik dari itu adalah pengalaman saya di Kairo, Mesir. Tahun 1998 saya diundang mengikuti Konferensi Internasional yang menggelar tema besar “Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi” di sana. Konferensi dibuka oleh Syeikh Al-Azhar (Grand Syeikh): Sayid Thantawi di Universitas Islam tertua dan terkemuka ; Al Azhar, di kawasan Nasr City. Konferensi ini diikuti oleh sekitar 40 an negara Islam yang diwakili oleh para ulama dan para pakar kesehatan terkemuka di negaranya masing-masing. Peserta dari Universitas Al Azhar termasuk yang paling banyak. Dari Indonesia hadir 11 orang. Beberapa di antaranya : Masdar F. Mas’udi; direktur P3M, Dr. Muslim Ibrahim (sekarang ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Noangroe Darussalam), Dr. Khalijah Nasution; dosen IAIN Sumatera Utara, Masruha; mantan ketua KPI, Marhumah; dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, saya sendiri dan teman lain yang saya sudah lupa namanya.

Pada hari terakhir konferensi, seluruh peserta dijamu panitia makan malam (‘Asya) di atas kapal pesiar sambil mengarungi sungai Nil yang terkenal dan terpanjang di dunia itu. Kami menyantap makan malam sambil memandangi indahnya Nil di waktu malam sambil diiringi alunan musik Timur Tengah. Di tengah-tengah kami menyantap makanan yang sangat lezat itu, tiba-tiba muncul seorang penari perempuan dengan busananya yang “sangat menarik” dan dengan pusat dan kaki mulus terbuka. Tepuk tanganpun dan suit-suit menggelegar. Sang penari melenggak-lenggokkan tubuhnya yang semi telanjang itu sambil menyanyi riang sambil berjalan-jalan mendekati atau mengajak penonton ikut menari. Saya tidak tahu apakah si penari tahu bahwa mereka yang hadir adalah para ulama. Saya dan teman-teman Indonesia berbisik-bisik, senyam-senyum dan ketawa-ketawa kecil sambil melirik ke kanan ke kiri, melihat tingkah atau reaksi ulama-ulama al Azhar yang ikut bersama kami. Tidak seperti yang kami kira, mereka ternyata bersikap biasa-biasa saja dan sepertinya menikmati tarian itu. Orang Mesir menyebutnya “ar-Ruqash as-Syarqiyyah” (Tarian Timur/Timur Tengah). Tentu saja para ulama al Azhar tersebut tidak mempersoalkannya, karena tarian tersebut merupakan seni yang sudah lama membudaya di Mesir dan tidak menimbulkan “bahaya” apa-apa. Sementara saya sendiri sedikit “gemetaran”, lalu keluar. Bukan apa-apa, saya hanya takut dihampiri sang penari lalu diajak menari. Maka saya menikmati tarian itu di luar dan dari balik pintu kaca. Saya sendiri sering menyaksikan Ar-Ruqash al Syarqiyyah (Baly Dance) tersebut baik melalui televisi maupun langsung pada momen-momen tertentu, seperti pernikahan atau ulang tahun, ketika saya berada di Kairo tahun 1980-1983. Selesai makan malam kami pulang dan tak ada persoalan apa-apa. Kami sama sekali tidak ada pikiran-pikiran “ngeres”. Kami hanya sepakat mengatakan bahwa makan malam di atas kapal pesiar di atas sungai Nil tadi nikmat, mengesankan dan akan menjadi kenangan yang indah. Boleh jadi suatu saat menjadi bahan “dongeng” bagi teman-teman di tanah air.



balon udara

BALON
UDARA
Dulu balon udara terbuat dari kertas atau sutra berminyak, kemudian berkembang. Namun, yang paling fenomenal adalah penemuan karet sebagai bahan baku pembuatan balon. Bahkan, dengan bahan karet saja tak cukup, lantas ditemukan balon dengan menggunakan lapisan tekstil. Balon udara itu mengembang karena diisi udara panas. Ada pula yang menggunakan gas batu bara atau hidrogen. Dengan begitu balon a kan melayang bebas di udara. Untuk menaikkan atau menurunkan balon dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi gas yang mengisi ruang balon. Tapi, tahukah anda bahwa apa yang terjadi hingga balon naik atau turun sesungguhnya mengikuti hukum Archimedes. Persisnya begini : gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang di suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya. Prinsip ini juga menjelaskan fenomena tentang kapal baja yang bobotnya begitu berat, namun mampu mengapung di laut. Jika makin banyak orang yang naik ke kapal maka kapal akan semakin terbenam dalam air. Kapal itu juga memindahkan semakin banyak air sampai berat air yang dipindahkan sama dengan berat kapal termasuk isinya. Balon menggunakan prinsip yang sama. Hanya saja, karena yang dinginginkan adalah balon naik ke udara dan melayang pada ketinggian tertentu, maka yang dilakukan adalah mengisi balon sehingga berat udara yang dipindahkan lebih berat dari berat balon. Hingga kemudian mencapai titik ketinggian yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut, prinsip kimia mengajarkan tentang mengisi balon dengan gas yang massa molekulnya lebih kecil dari massa rata-rata di udara atau dengan gas panas. Tidak semua gas memenuhi persyaratan itu, apalagi jika ada pertimbangan harga dan keselamatan. Beberapa di antaranya adalah gas Hidrogen (H2) dan Helium (He). Sekarang, bagaimana cara kerja sebuah balon? Coba anda andaikan sebuah balon udara yang memiliki volume 2.250 meter kubik. Balon tersebut kira-kira akan memindahkan udara yang massanya sekitar 2.650 kilogram (pada tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat Celsius). Bisa dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal pV = nRT dan menggunakan massa molekul relatif rata-rata udara yang dianggap 80 persen Nitrogen (N2) dan 20 persen Oksigen (O2). Jika balon udara diisi dengan udara yang suhu dan tekanannya sama (25 derajat Celsius dan 1 atm), balon tidak akan naik karena kini berat udara yang dipindahkan sama dengan berat udara dalam balon. Seandainya dipanaskan udara dalam balon sampai sekitar 100 derajat Celcius, maka massa udara dalam balon dengan volume 2.250 meter kubik itu kini menjadi sekitar 2.100 kilogram alias lebih ringan dari massa udara yang dipindahkan. Andaikan massa balon dan muatannya (termasuk berat awal) sekitar 500 kilogram, maka masih ada selisih massa sebesar 50 kilogram atau selisih berat 50 kg.g (g = tetapan gravitasi bumi). Selalu diingat, jangan kacaukan massa dan berat. Berat sama dengan massa kali gravitasi. Dengan selisih ini maka balon akan bisa terbang. Lantas, bagaimana untuk suhu atmosfer, massa balon dan muatan, serta suhu gas panas dalam balon yang berbeda? Tentu berbagai angka pada tiga besaran di atas bisa dimodifikasi. Namun, yang pasti ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu tekanan atmosfer yang bergantung pada altitude. Semakin tinggi dari permukaan air laut, semakin rendah tekanan atmosfer, penurunannya secara eksponensial. Hal ini akan memengaruhi nilai berat udara yang dipindahkan. Gaya dan tekanan pada balon Bila balon diisi dengan air, maka distribusi tekanannya dapat dihitung dan hasilnya dapat disimak. Di mulut balon, tekanannya akan sama dengan tekanan udara luar. Semakin ke dalam balon, semakin besar tekanannya. Harap diingat, tekanan dan gaya adalah besaran vektor sehingga selain mempunyai nilai juga mempunyai arah. Ingat pula, tekanan adalah gaya per satuan luas. Jika diperhatikan, ternyata ada tekanan dan berarti ada gaya yang arahnya ke bawah, yang artinya justru menarik balon ke bawah. Namun, gaya ini ditiadakan oleh setengah dari separuh bagian atas balon. Dengan kata lain, hanya seperempat bagian teratas balon sajalah yang "bertanggung jawab" atas daya angkat balon. Pertanyaannya, mengapa tidak dibuang saja separuh bagian bawah balon? Jika dibuang separuh bagian bawah balon, maka pada daerah ekuator balon yang kini menjadi bagian terbawah balon tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Jadi, perbedaan antara tekanan balon dan tekanan atmosfernya adalah nol. Perbedaan tekanan akan bertambah semakin ke atas dari mulut balon dan masih dibutuhkan perbedaan yang besar di separuh bagian atas balon agar daya angkatnya besar. Sumber : http://wandiscience.blogspot.com BALON UDARA Dulu balon udara terbuat dari kertas atau sutra berminyak, kemudian berkembang. Namun, yang paling fenomenal adalah penemuan karet sebagai bahan baku pembuatan balon. Bahkan, dengan bahan karet saja tak cukup, lantas ditemukan balon dengan menggunakan lapisan tekstil. Balon udara itu mengembang karena diisi udara panas. Ada pula yang menggunakan gas batu bara atau hidrogen. Dengan begitu balon a kan melayang bebas di udara. Untuk menaikkan atau menurunkan balon dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi gas yang mengisi ruang balon. Tapi, tahukah anda bahwa apa yang terjadi hingga balon naik atau turun sesungguhnya mengikuti hukum Archimedes. Persisnya begini : gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang di suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya. Prinsip ini juga menjelaskan fenomena tentang kapal baja yang bobotnya begitu berat, namun mampu mengapung di laut. Jika makin banyak orang yang naik ke kapal maka kapal akan semakin terbenam dalam air. Kapal itu juga memindahkan semakin banyak air sampai berat air yang dipindahkan sama dengan berat kapal termasuk isinya. Balon menggunakan prinsip yang sama. Hanya saja, karena yang dinginginkan adalah balon naik ke udara dan melayang pada ketinggian tertentu, maka yang dilakukan adalah mengisi balon sehingga berat udara yang dipindahkan lebih berat dari berat balon. Hingga kemudian mencapai titik ketinggian yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut, prinsip kimia mengajarkan tentang mengisi balon dengan gas yang massa molekulnya lebih kecil dari massa rata-rata di udara atau dengan gas panas. Tidak semua gas memenuhi persyaratan itu, apalagi jika ada pertimbangan harga dan keselamatan. Beberapa di antaranya adalah gas Hidrogen (H2) dan Helium (He). Sekarang, bagaimana cara kerja sebuah balon? Coba anda andaikan sebuah balon udara yang memiliki volume 2.250 meter kubik. Balon tersebut kira-kira akan memindahkan udara yang massanya sekitar 2.650 kilogram (pada tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat Celsius). Bisa dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal pV = nRT dan menggunakan massa molekul relatif rata-rata udara yang dianggap 80 persen Nitrogen (N2) dan 20 persen Oksigen (O2).