SELAMAT DATANG

Kamis, 20 Desember 2012





1. Penerapan Hukum Archimedes
2. Posted on May 10, 2011 | 2 Comments
3. Apa kabarnya kawan, terima kasih sudah mampir di blog saya. Semoga artikel-artikel di blog ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. intinya dengan berbagi maka kita akan memperoleh bagian yang banyak dari yang kita bagi berupa sedekah ilmu. dan dengannya pula akan lebih banyak orang yang kebagian dengan ilmu yang kita sampaikan. Seperti halnya sebuah kue, kalu kita bagi-bagi akan lebih banyak orang yang merasakannya.
Setelahnya memahami ilmu tentang pentingnya konsep gaya archimedes kini kita akan lebih mengetahui seberapa besar ilmu yang ditemukan secara tidak sengaja ini.Penerapan hukum Archimedes dapat Anda jumpai dalam berbagai peralatan dari yang sederhana sampai yang canggih, misalnya hidrometer, kapal laut, kapal selam, galangan kapal, balon udara, dan jembatan ponton.
a. Hidrometer
Hidrometer merupakan alat untuk mengukur berat jenis atau massa jeniszat cair. Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Hidrometer banyak digunakan untuk mengetahui besar kandungan air pada bir atau susu.
4. Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Supaya tabung kaca terapung
tegak dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal.
Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume zat
cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan
gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam
zat cair.
Tangkai tabung kaca hidrometer didesain supaya perubahan kecil dalam
berat benda yang dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam
massa jenis zat cair) menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tangki
yang tercelup di dalam zat cair. Artinya perbedaan bacaan pada skala untuk
berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
5. b. Jembatan Ponton
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong yang berjajar sehingga menyerupai jembatan. Jembatan ponton merupakan jembatan yang dibuat berdasarkan prinsip benda terapung. Drumdrum tersebut harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk ke dalamnya. Jembatan ponton digunakan untuk keperluan darurat. Apabila air pasang, jembatan naik. Jika air surut, maka
jembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya jembatan ponton mengikuti pasang surutnya air
6. c. Kapal Laut
Pada saat kalian meletakkan sepotong besi pada bejana berisi air, besi
akan tenggelam. Namun, mengapa kapal laut yang massanya sangat besar
tidak tenggelam? Bagaimana konsep fisika dapat menjelaskannya? Agar
kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus dibuat berongga. hal ini
bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi lebih besar. Berdasarkan persamaan besarnya gaya apung sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, sehingg gaya apungnya menjadi sangat besar. Gaya apung inilah yang mampu melawan berat kapal, sehingga kapal tetap dapat mengapung di permukaan laut.
d. Kapal Selam dan Galangan Kapal
Pada dasarnya prinsip kerja kapal selam dan galangan kapal sama. Jika kapal akan menyelam, maka air laut dimasukkan ke dalam ruang cadangan sehingga berat kapal bertambah. Pengaturan banyak sedikitnya air laut yang dimasukkan, menyebabkan kapal selam dapat menyelam pada kedalaman yang dikehendaki. Jika akan mengapung, maka air laut dikeluarkan dari ruang cadangan. Berdasarkan konsep tekanan hidrostastis, kapal selam mempunyai batasan tertentu dalam menyelam. Jika kapal menyelam terlalu dalam, maka kapal bisa hancur karena tekanan hidrostatisnya terlalu besar. Untuk memperbaiki kerusakan kapal bagian bawah, digunakan galangan kapal. Jika kapal akan diperbaiki, galangan kapal ditenggelamkan dan kapal dimasukkan. Setelah itu galangan diapungkan. Galangan ditenggelamkan dan diapungkan dengan cara memasukkan dan mengeluarkan air laut pada ruang cadangan

7.

8. Kapal ini dapat menyelam hingga kedalaman sekitar 4,5 meter dan dapat menyelam sejauh 8 kilometer sebelum harus muncul kembali ke permukaan. Kapal selam ini memiliki beberapa lubang sehingga cahaya dapat masuk ke dalam kapal. Teknologi kapal selam telah berubah banyak sejak penemuan Drebbel ini. Saat ini beberapa kapal selam ada yang mencapai ukuran dua kali panjang lapangan sepak bola (200 m) dan dapat membawa lebih dari 150 awak kapal. Juga ada kapal selam bertenaga nuklir yang dapat tinggal di bawah air selama beberapa bulan tanpa muncul ke permukaan.
9. Prinsip Kerja Kapal Selam


10. Kapal selam bekerja berdasarkan prinsip yang cukup sederhana, yakni kenyataan bahwa udara lebih ringan daripada air. Jika anda mengambil cangkir teh anda dan membaliknya lalu anda mendorong cangkir tersebut di dalam ember yang penuh berisi air, anda harus menerapkan banyak tekanan untuk melakukannya. Tapi begitu anda melepaskan tekanan tersebut, cangkir dengan segera akan mengapung kembali ke atas. Cangkir dapat mengapung kembali karena udara yang terjebak di dalamnya membuat cangkir lebih ringan dari air.

11.

12. Demikian pula pada kapal selam, kapal selam memiliki tangki besar yang disebut tangki ballast (pemberat). Kapal selam dapat menyelam dan mengapung berkat pengaturan udara yang berada di dalamnya. Ketika kapal selam harus menyelam, tangki ballast diisi dengan air laut. Hal ini membuat kapal selam menjadi berat dan tenggelam. Ketika kapal selam ingin naik ke permukaan laut, air dipompa keluar dari tangki ballast dan diisi dengan udara dari kompresor sehingga kapal selam menjadi ringan lagi dan mulai mengapung.

Link artikel ini:
http://www.berbagaihal.com/2011/10/cara-kerja-kapal-selam.
13. Sedikit tambahan, kapal selam sekarang mulai di lengkapi dengan berbagai macam persenjataan,
yang awalnya hanya sebuah skrup untuk melubangi kapal musuh, sekarang bisa di muati rudal jelajah maupun rudal antar benua yang berhulu ledak nuklir.
Yang pada mulanya hanya cukup untuk satu orang hingga sekarang dapat memuat ratusan personel.
14. Kapal selam lama menggunakan diesel sebagai penggerak utama sehingga kemampuan bersembuyi di air sangat terbatas karena harus sering muncul ke permukaan untuk pengisian kembali bahan bakar,
kini kapal selam nuklir lebih efisien karena sangat hemat dan menekan biaya operasional, karena dalam sekali charge kapal selam mampu berlayar bertahun tahun tanpa perlu mengisi bahan bakar.
15. Namun itu bukan berarti tidak beresiko. Kejadian bocornya radiasi pada kapal K-19 Rusia beberapa dekade lalu,
menunjukkan kalau perlu keamanan extra untuk mengoperasikan sebuah kapal selam nuklir, selain merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi pihak Angkatan Laut bisa mengoperasikan nya.

16. sedikit gambaran di dalam kapal selam


17.

hukum menari


PEREMPUAN MENARI


Di tengah hingar-bingar perdebatan soal RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, saya ditanya seorang teman tentang hukum “perempuan menari dengan tubuhnya yang meliuk-likut”. Pertanyaan ini menarik dan memang relevan untuk konteks perbincangan RUU APP tersebut. Saya segera ingat mengenai hal ini pada buku himpunan Bahtsul Masail NU“ (Kajian hukum Islam NU). Di dalamnya ada pertanyaan yang persis sama dengan yang ditanyakan teman tersebut. “Bagaimana hukum tari-tarian lenggak-lenggok dan gerak lemah gemulai?”, begitu pertanyaan yang diajukan dalam Muktamar I di Surabaya 21 Oktober 1926.

Forum Bahtsul Masail pada muktamar NU tersebut dalam jawabannya mengatakan : “Muktamar memutuskan bahwa tari-tarian hukumnya boleh meskipun dengan lenggak-lenggok dan gerak lemah gemulai selama tidak terdapat gerak kewanita-wanitaan bagi kaum lelaki dan gerak kelelaki-lakian bagi kaum wanita. Bila terdapat gaya-gaya tersebut maka hukumnya haram”.(Baca : Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama NU himpunan K.H.Aziz Masyhuri, diterbitkan PPRMI dan Qultum Media cet. I/ 2004, h. 15).

Sebagaimana tradisi NU, setiap keputusan selalu merujuk pada kitab-kitab kuning (buku klasik umumnya produk pemikiran abad pertengahan). Maka keputusan di atas juga mengacu pada sejumlah kitab dan pendapat ulama yang ada di dalamnya. Fatwa tersebut dirujuk dari kitab Al Itihaf, syarh (komentar) kitab Ihya Ulumiddin karya Imam al Ghazali. Di dalamnya disebutkan ; para ulama berbeda pendapat mengenainya dalam batas antara makruh dan mubah. Di antara ulama yang berpendapat bahwa menari demikian hukumnya makruh adalah Imam Qaffal seorang tokoh mazhab Syafi’i aliran Khurrasani. Sementara ulama yang menghukumi mubah antara lain Imam Haramain, Ibnu ‘Imad al Sahrawardi dan Imam Rafi’i. Semuanya adalah para pengikut mazhab Syafi’i aliran Iraqi. Aliran Syafi’i ini secara umum tergolong tradisionalis, meski beberapa di antaranya juga progresif. Imam Haramain, guru Imam Al-Ghazali, mengatakan:

الرقص ليس بمحرم فإنه مجرد الحركات على استقامة او إعوجاج

“Menari tidaklah haram karena ia sekedar gerakan-gerakan tubuh yang bisa tegak lurus dan bisa juga lenggak-lenggok). Akan tetapi beliau segera memberi catatan “asal goyangannya tidak berlebihan”.

Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi dan Qiyas. Nabi pernah menyaksikan orang-orang Habasyah yang menyanyi dan menari. Beliau diam saja dan tidak membencinya. Gerak-gerak tari disamakan dengan gerak-gerak tubuh yang lainnya.

Nah, begitulah para ulama NU menjawab soal hukum menari. Saya tidak tahu lagi sekarang apakah keputusan ini masih berlaku untuk hari ini atau sudah dibatalkan/dianulir oleh keputusan Muktamar berikutnya. Saya juga tidak tahu apakah lenggang-lenggok dan gerakan tubuh perempuan yang lemah-gemulai itu termasuk dalam katagori erotika dan dengan demikian termasuk pornoaksi?. Sulit bagi saya untuk menilai sejauh mana goyangan tersebut tidak dianggap sederhana atau berlebihan. Saya juga tidak dapat memastikan apakah menari seperti itu pada waktu lampau “dinilai” para ulama, termasuk ulama NU, tidak menimbulkan rangsangan dan hanya dianggap sebagai sekedar gerak seni?. Wallahu A’lam.

Pengalaman di Kairo
Akan tetapi yang lebih menarik dari itu adalah pengalaman saya di Kairo, Mesir. Tahun 1998 saya diundang mengikuti Konferensi Internasional yang menggelar tema besar “Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi” di sana. Konferensi dibuka oleh Syeikh Al-Azhar (Grand Syeikh): Sayid Thantawi di Universitas Islam tertua dan terkemuka ; Al Azhar, di kawasan Nasr City. Konferensi ini diikuti oleh sekitar 40 an negara Islam yang diwakili oleh para ulama dan para pakar kesehatan terkemuka di negaranya masing-masing. Peserta dari Universitas Al Azhar termasuk yang paling banyak. Dari Indonesia hadir 11 orang. Beberapa di antaranya : Masdar F. Mas’udi; direktur P3M, Dr. Muslim Ibrahim (sekarang ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Noangroe Darussalam), Dr. Khalijah Nasution; dosen IAIN Sumatera Utara, Masruha; mantan ketua KPI, Marhumah; dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, saya sendiri dan teman lain yang saya sudah lupa namanya.

Pada hari terakhir konferensi, seluruh peserta dijamu panitia makan malam (‘Asya) di atas kapal pesiar sambil mengarungi sungai Nil yang terkenal dan terpanjang di dunia itu. Kami menyantap makan malam sambil memandangi indahnya Nil di waktu malam sambil diiringi alunan musik Timur Tengah. Di tengah-tengah kami menyantap makanan yang sangat lezat itu, tiba-tiba muncul seorang penari perempuan dengan busananya yang “sangat menarik” dan dengan pusat dan kaki mulus terbuka. Tepuk tanganpun dan suit-suit menggelegar. Sang penari melenggak-lenggokkan tubuhnya yang semi telanjang itu sambil menyanyi riang sambil berjalan-jalan mendekati atau mengajak penonton ikut menari. Saya tidak tahu apakah si penari tahu bahwa mereka yang hadir adalah para ulama. Saya dan teman-teman Indonesia berbisik-bisik, senyam-senyum dan ketawa-ketawa kecil sambil melirik ke kanan ke kiri, melihat tingkah atau reaksi ulama-ulama al Azhar yang ikut bersama kami. Tidak seperti yang kami kira, mereka ternyata bersikap biasa-biasa saja dan sepertinya menikmati tarian itu. Orang Mesir menyebutnya “ar-Ruqash as-Syarqiyyah” (Tarian Timur/Timur Tengah). Tentu saja para ulama al Azhar tersebut tidak mempersoalkannya, karena tarian tersebut merupakan seni yang sudah lama membudaya di Mesir dan tidak menimbulkan “bahaya” apa-apa. Sementara saya sendiri sedikit “gemetaran”, lalu keluar. Bukan apa-apa, saya hanya takut dihampiri sang penari lalu diajak menari. Maka saya menikmati tarian itu di luar dan dari balik pintu kaca. Saya sendiri sering menyaksikan Ar-Ruqash al Syarqiyyah (Baly Dance) tersebut baik melalui televisi maupun langsung pada momen-momen tertentu, seperti pernikahan atau ulang tahun, ketika saya berada di Kairo tahun 1980-1983. Selesai makan malam kami pulang dan tak ada persoalan apa-apa. Kami sama sekali tidak ada pikiran-pikiran “ngeres”. Kami hanya sepakat mengatakan bahwa makan malam di atas kapal pesiar di atas sungai Nil tadi nikmat, mengesankan dan akan menjadi kenangan yang indah. Boleh jadi suatu saat menjadi bahan “dongeng” bagi teman-teman di tanah air.



balon udara

BALON
UDARA
Dulu balon udara terbuat dari kertas atau sutra berminyak, kemudian berkembang. Namun, yang paling fenomenal adalah penemuan karet sebagai bahan baku pembuatan balon. Bahkan, dengan bahan karet saja tak cukup, lantas ditemukan balon dengan menggunakan lapisan tekstil. Balon udara itu mengembang karena diisi udara panas. Ada pula yang menggunakan gas batu bara atau hidrogen. Dengan begitu balon a kan melayang bebas di udara. Untuk menaikkan atau menurunkan balon dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi gas yang mengisi ruang balon. Tapi, tahukah anda bahwa apa yang terjadi hingga balon naik atau turun sesungguhnya mengikuti hukum Archimedes. Persisnya begini : gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang di suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya. Prinsip ini juga menjelaskan fenomena tentang kapal baja yang bobotnya begitu berat, namun mampu mengapung di laut. Jika makin banyak orang yang naik ke kapal maka kapal akan semakin terbenam dalam air. Kapal itu juga memindahkan semakin banyak air sampai berat air yang dipindahkan sama dengan berat kapal termasuk isinya. Balon menggunakan prinsip yang sama. Hanya saja, karena yang dinginginkan adalah balon naik ke udara dan melayang pada ketinggian tertentu, maka yang dilakukan adalah mengisi balon sehingga berat udara yang dipindahkan lebih berat dari berat balon. Hingga kemudian mencapai titik ketinggian yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut, prinsip kimia mengajarkan tentang mengisi balon dengan gas yang massa molekulnya lebih kecil dari massa rata-rata di udara atau dengan gas panas. Tidak semua gas memenuhi persyaratan itu, apalagi jika ada pertimbangan harga dan keselamatan. Beberapa di antaranya adalah gas Hidrogen (H2) dan Helium (He). Sekarang, bagaimana cara kerja sebuah balon? Coba anda andaikan sebuah balon udara yang memiliki volume 2.250 meter kubik. Balon tersebut kira-kira akan memindahkan udara yang massanya sekitar 2.650 kilogram (pada tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat Celsius). Bisa dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal pV = nRT dan menggunakan massa molekul relatif rata-rata udara yang dianggap 80 persen Nitrogen (N2) dan 20 persen Oksigen (O2). Jika balon udara diisi dengan udara yang suhu dan tekanannya sama (25 derajat Celsius dan 1 atm), balon tidak akan naik karena kini berat udara yang dipindahkan sama dengan berat udara dalam balon. Seandainya dipanaskan udara dalam balon sampai sekitar 100 derajat Celcius, maka massa udara dalam balon dengan volume 2.250 meter kubik itu kini menjadi sekitar 2.100 kilogram alias lebih ringan dari massa udara yang dipindahkan. Andaikan massa balon dan muatannya (termasuk berat awal) sekitar 500 kilogram, maka masih ada selisih massa sebesar 50 kilogram atau selisih berat 50 kg.g (g = tetapan gravitasi bumi). Selalu diingat, jangan kacaukan massa dan berat. Berat sama dengan massa kali gravitasi. Dengan selisih ini maka balon akan bisa terbang. Lantas, bagaimana untuk suhu atmosfer, massa balon dan muatan, serta suhu gas panas dalam balon yang berbeda? Tentu berbagai angka pada tiga besaran di atas bisa dimodifikasi. Namun, yang pasti ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu tekanan atmosfer yang bergantung pada altitude. Semakin tinggi dari permukaan air laut, semakin rendah tekanan atmosfer, penurunannya secara eksponensial. Hal ini akan memengaruhi nilai berat udara yang dipindahkan. Gaya dan tekanan pada balon Bila balon diisi dengan air, maka distribusi tekanannya dapat dihitung dan hasilnya dapat disimak. Di mulut balon, tekanannya akan sama dengan tekanan udara luar. Semakin ke dalam balon, semakin besar tekanannya. Harap diingat, tekanan dan gaya adalah besaran vektor sehingga selain mempunyai nilai juga mempunyai arah. Ingat pula, tekanan adalah gaya per satuan luas. Jika diperhatikan, ternyata ada tekanan dan berarti ada gaya yang arahnya ke bawah, yang artinya justru menarik balon ke bawah. Namun, gaya ini ditiadakan oleh setengah dari separuh bagian atas balon. Dengan kata lain, hanya seperempat bagian teratas balon sajalah yang "bertanggung jawab" atas daya angkat balon. Pertanyaannya, mengapa tidak dibuang saja separuh bagian bawah balon? Jika dibuang separuh bagian bawah balon, maka pada daerah ekuator balon yang kini menjadi bagian terbawah balon tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Jadi, perbedaan antara tekanan balon dan tekanan atmosfernya adalah nol. Perbedaan tekanan akan bertambah semakin ke atas dari mulut balon dan masih dibutuhkan perbedaan yang besar di separuh bagian atas balon agar daya angkatnya besar. Sumber : http://wandiscience.blogspot.com BALON UDARA Dulu balon udara terbuat dari kertas atau sutra berminyak, kemudian berkembang. Namun, yang paling fenomenal adalah penemuan karet sebagai bahan baku pembuatan balon. Bahkan, dengan bahan karet saja tak cukup, lantas ditemukan balon dengan menggunakan lapisan tekstil. Balon udara itu mengembang karena diisi udara panas. Ada pula yang menggunakan gas batu bara atau hidrogen. Dengan begitu balon a kan melayang bebas di udara. Untuk menaikkan atau menurunkan balon dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi gas yang mengisi ruang balon. Tapi, tahukah anda bahwa apa yang terjadi hingga balon naik atau turun sesungguhnya mengikuti hukum Archimedes. Persisnya begini : gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang di suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya. Prinsip ini juga menjelaskan fenomena tentang kapal baja yang bobotnya begitu berat, namun mampu mengapung di laut. Jika makin banyak orang yang naik ke kapal maka kapal akan semakin terbenam dalam air. Kapal itu juga memindahkan semakin banyak air sampai berat air yang dipindahkan sama dengan berat kapal termasuk isinya. Balon menggunakan prinsip yang sama. Hanya saja, karena yang dinginginkan adalah balon naik ke udara dan melayang pada ketinggian tertentu, maka yang dilakukan adalah mengisi balon sehingga berat udara yang dipindahkan lebih berat dari berat balon. Hingga kemudian mencapai titik ketinggian yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut, prinsip kimia mengajarkan tentang mengisi balon dengan gas yang massa molekulnya lebih kecil dari massa rata-rata di udara atau dengan gas panas. Tidak semua gas memenuhi persyaratan itu, apalagi jika ada pertimbangan harga dan keselamatan. Beberapa di antaranya adalah gas Hidrogen (H2) dan Helium (He). Sekarang, bagaimana cara kerja sebuah balon? Coba anda andaikan sebuah balon udara yang memiliki volume 2.250 meter kubik. Balon tersebut kira-kira akan memindahkan udara yang massanya sekitar 2.650 kilogram (pada tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat Celsius). Bisa dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal pV = nRT dan menggunakan massa molekul relatif rata-rata udara yang dianggap 80 persen Nitrogen (N2) dan 20 persen Oksigen (O2).

Rabu, 14 November 2012

kliping bahasa indonesia


KLIPING BAHASA INDONESIA
KELAS XI





PERKEMBANGAN
BERBAGAI BENTUK
SASTRA  INDONESIA
























DISUSUN OLEH :
ABDUL LATIF

KELAS XI IPA









PERKEMBANGAN BERBAGAI BENTUK SASTRA  INDONESIA

A. Mendeskripsikan Ragam Karya Sastra Indonesia , dan Memaparkan Pengarang Penting pada Setiap Periode (Puisi, Prosa, Drama)

Ragam karya sastra Indonesia menurut bentuknya terdiri atas puisi, prosa, prosa liris, dan drama. Masing-masing ragam karya sastra Indonesia dari setiap periode itu mengalami perkembangan sehingga menimbulkan ciri khas.

Beberapa orang penelaah sastra Indonesia telah mencoba membuat babakan waktu (periodisasi sastra) sejarah sastra Indonesia. Salah satunya adalah H.B. Jassin. Periodisasi sastra yang dikemukakan H.B.Jassin adalah Sastra Melayu dan Sastra Indonesia Modern.


1. P E R I O D E  S A S T R A  M E L A Y U

a. P R O S A  D A N  P U I S I

Sastra Melayu muncul sejak bahasa Melayu itu sendiri muncul pertama kali. Bahasa Melayu berasal dari daerah Riau dan Malaka, berkembang dan menyebar ke seluruh pelosok nusantara dibawa oleh pedagang. Pada ragam karya sastra puisi, Sastra Melayu yang pertama berbentuk mantera, pantun, syair. Kemudian, bermunculan pantun kilat (karmina), seloka, talibun, dan gurindam. Sedangkan pada ragam karya sastra prosa, Sastra Melayu yang pertama berbentuk cerita-cerita pelipur lara, dan dongeng-dongeng. Dongeng meliputi legenda, sage, fabel, parabel, mite, dan cerita jenaka atau orang-orang malang/pandir.Bahkan, ragam karya sastra melayu ada yang berbentuk hikayat, tambo, cerita berbingkai, dan wiracarita (cerita panji). Pada cerita dongeng sering isinya mengenai cerita kerajaan (istanasentris) dan fantastis. Kadang-kadang cerita tersebut di luar jangkuan akal manusia (pralogis).

Sebelum masyarakat Melayu mengenal tulisan, karya-karya sastra tersebut disampaikan secara lisan kurang lebih tahun 1500. Penyebarannya hanya dari mulut ke mulut dan bersifat statis. Namun, setelah masyarakat Melayu mengenal tulisan, karya-karya tersebut mulai dituliskan oleh para ahli sastra masa itu tanpa menyebut pengarangnya dan tanggal penulisannya (anonim).

Sastra Melayu sangat dipengaruhi oleh sastra Islam sehingga banyak terdapat kata-kata yang sukar karena jarang didengar. Alat penyampainya adalah bahasa Arab-Melayu dengan huruf Arab gundul sehingga sering menimbulkan bahasa yang klise. Di sisi lain, karya-karya sastra yang dihasilkan selalu berisikan hal-hal yang bersifat moral, pendidikan, nasihat, adat-istiadat, dan ajaran-ajaran agama. Cara penulisannya pun terkungkung kuat oleh aturan-aturan klasik, terutama puisi. Aturan-aturan itu meliputi masalah irama, ritme, persajakan atau rima yang teratur
b. D R A M A

Drama di tanah air sudah hidup sejah zaman Melayu. Bahasa yang digunakan masyarakat Melayu pada waktu itu adalah bahasa Melayu Pasar (bahasa Melayu Rendah). Rombongan drama yang terkenal pada masa ini adalah Komedie Stamboel. Komedie Stamboel ini didirikan oleh August Mahieu, Yap Goan Tay, dan Cassim. Kemudian, Komedie ini pecah menjadi Komedie Opera Stamboel, Opera Permata Stamboel, Wilhelmina, Sianr Bintang Hindia.

2. P E R I O D E  S A S T R A  I N D O N E S I A  M O D E R N

Sastra Indonesia modern adalah sastra yang berkembang setelah pertemuan dengan kebudayaan Eropa dan mendapat pengaruh darinya.


Sastra Indonesia Modern terbagi atas:

a. A N G K A T A N 20 ( B A L A I P U S T A K A )

Angkatan 20 disebut juga angkatan Balai Pustaka. Balai Pustaka merupakan nama badan yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908. Badan tersebut sebagai penjelmaan dari Commissie voor De Volkslectuur atau Komisi Bacaan Rakyat.Commissie voor De Volkslectuur dibentuk pada tanggal 14 April 1903. Komisi ini bertugas menyediakan bahan-bahan bacaan bagi rakyat Indonesia pada saat itu.

Untuk memperoleh bacaan rakyat, komisi menempuh beberapa cara, yaitu:

(1). Mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di kalangan rakyat. Naskah ini diterbitkan sesudah diubah atau disempurnakan.

(2). Menterjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa.

(3). Menerima karangan pengarang-pengarang muda yang isinya sesuai dengan keadaan hidup sekitarnya.

Naskah-naskah tersebut menggunakan bahasa Melayu dan bahasa-bahasa daerah lainnya, serta berupa bacaan anak-anak, bacaan orang dewasa sebagai penghibur dan penambah pengetahuan. Pada tahun 1917 Komisi Bacaan Rakyat barubah namanya menjadi Balai Pustaka.

Balai Pustaka menyelenggarakan penerbitan buku-buku dan mengadakan taman-taman perpustakaan, dan menerbitkan majalah.. Penerbitan majalah dilakukan satu atau dua minggu sekali. Adapun majalah-majalah yang diterbitkan yaitu:

(1). Sari Pustaka (dalam Bahasa Melayu, 1919)

(2). Panji Pustaka (dalam Bahasa Melayu, 1923)

(3). Kejawen (dalam Bahasa Jawa)

(4). Parahiangan (dalam Bahasa Sunda)

Ketiga majalah yang terakhir itu terbit sampai pemerintah Hindia Belanda runtuh.

Lahirnya Balai Pustaka sangat menguntungkan kehidupan dan perkembangan sastra di tanah air baik bidang prosa, puisi, dan drama. Peristiwa- peristiwa sosial, kehidupan adat-istiadat, kehidupan agama, ataupun peristiwa kehidupan masyarakat lainnya banyak yang direkam dalam buku-buku sastra yang terbit pada masa itu.

Lahirnya angkatan 20 (Balai Pustaka) mempengaruhi beberapa ragam karya sastra, diantaranya:
Naskah drama yang pertama kali ditulis berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno. Lakon drama ini ditulis oleh F. Wiggers tahun 1901
Dengan demikian, ciri-ciri angkatan 20 pada ragam karya sastra prosa:

(1). Menggambarkan pertentangan paham antara kaum muda dan kaum tua.

(2). Menggambarkan persoalan adat dan kawin paksa termasuk permaduan.

(3). Adanya kebangsaan yang belum maju masih bersifat kedaerahan.

(4). Banyak menggunakan bahasa percakapan dan mengakibatkan bahasa tidak terpelihara kebakuannya.

(5). Adanya analisis jiwa.

(6). Adanya kontra pertentangan antara kebangsawanan pikiran dengan kebangsawanan daerah.

(7). Kontra antarpandangan hidup baru dengan kebangsawanan daerah.

(8). Cerita bermain pada zamannya.

(9). Pada umumnya, roman angkatan 20 mengambil bahan cerita dari Minangkabau, sebab pengarang banyak berasal dari daerah sana.

(10). Kalimat-kalimatnya panjang-panjang dan masih banyak menggunakan perbandingan-perbandingan, pepatah, dan ungkapan-ungkapan klise.

(11). Corak lukisannya adalah romantis sentimentil. Angkatan 20 melukiskan segala sesuatu yang diperjungkan secara berlebih-lebihan
b. A N G K A T A N 33 ( P U J A N G G A B A R U )

Nama angkatan Pujangga Baru diambil dari sebuah nama majalah sastra yang terbit tahun 1933. Majalah itu bernama Pujangga Baroe. Majalah Pujangga Baru dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, Sanusi Pane, dan Armijn Pane. Keempat tokoh tersebutlah sebagai pelopor Pujangga Baru.

Angkatan Pujangga Baru disebut Angkatan Tiga Puluh. Angkatan ini berlangsung mulai 1933 – 1942 (Masa penjajahan Jepang). Karya-karya sastra yang lahir dalam angkatan ini mulai memancarkan jiwa yang dinamis, individualistis, dan tidak terikat dengan tradisi, serta seni harus berorientasi pada kepentingan masyarakat. Di samping itu, kebudayaan yang dianut masyarakat adalah kebudayaan dinamis. Kebudayaan tersebut merupakan gabungan antara kebudayaan barat dan kebudayaan timur sehingga sifat kebudayaan Indonesia menjadi universal.
Dengan demikian, ciri-ciri angkatan 33 ini yaitu:

(1). Tema utama adalah persatuan.

(2). Beraliran Romantis Idialis.

(3). Dipengaruhi angkatan 80 dari negeri Bewlanda.

(4). Genre sastra yang paling banya adalah roman, novel, esai, dan sebagainya.

(5). Karya sastra yang paling menonjol adalah Layar Terkembang.

(6). Bentuk puisi dan prosa lebih terikat oleh kaidah-kaidah.

(7). Isi bercorak idealisme

(8). Mementingkan penggunaan bahasa yang indah-indah
(3). A N G K A T A N 4 5

Angkatan 45 disebut juga sebagai Angkatan Chairil Anwar atau angkatan kemerdekaan. Pelopor Angkatan 45 pada bidang puisi adalah Chairil Anwar, sedangkan pelopor Angkatan 45 pada bidang prosa adalah Idrus. Karya Idus yang terkenal adalah Corat-Coret di Bawah Tanah
Karya-karya yang lahir pada masa angkatan 45 ini sangat berbeda dari karya sastra masa sebelumnya. Ciri khas angkatan 45 ini yaitu bebas, individualistis, universalistik, realistik, futuristik.

Karya sastra pada masa angkatan 45 ini adalah Deru Campur Debu (kumpulan puisi, 1949), Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Luput (kumpulan puisi, 1949), Tiga Menguak Takdir (kumpulan puisi, 1950). Ketiga karya tersebut diciptakan oleh Chairil Anwar. Di samping itu, karya sastra angkatan 45 lain adalah Surat Kertas hijau (kumpulan puisi) karya Sitor Sitomorang, Bunga Rumah Makan (drama) karya Utuy Tatang Sontani, Sedih dan Gembira (drama) karya Usmar Ismail, Surat Singkat Tentang Essai (buku kumpulan Essai) karya Asrul Sani, Kesusasteraan Indonesia Modern Dalam Kritik dan Essai (Kupasan kritik dan essai tentang sastra Indonesia) karya H.B.Jassin, Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma (kumpulan cerpen) karya Idrus, Atheis (roman) karya Achdiat Karta Miharja, Chairil anwar
pelopor Angkatan 45 (essai) karya H.B.Jassin, dan sebagainya.


(4). A N G K A T A N 66

Nama angkatan 66 dikemukakan oleh H.B.Jassin. Angkatan 66 muncul di tengah-tengah keadaan politik bangsa Indonesia yang sedang kacau. Kekacauan politik itu terjadi karena adanya teror PKI. Akibat kekacauan politik itu, membuat keadaan bangsa Indonesia kacau dalam bidang kesenian dan kesusatraan. Akibatnya kelompok lekra di bawah PKI bersaing dengan kelompok Manikebu yang memegang sendi-sendi kesenian, kedamaian, dan pembangunan bangsa dan Pancasila.

Ciri-ciri Angkatan 66, yaitu tema protes sosial dan politik, bercorak realisme, mementingkan isi, dan memperhatikan nilai estetis. Karya sastra yang paling dominan pada angkatan 66 ini adalah puisi yang berbau protes.

Beberapa karya sastra pada masa angkatan 66 antara lain Tirani (kumpulan puisi) karya Taufik Ismail, Pahlawan Tak dikenal (kumpulan puisi) karya Toto sudarto Bachtiar, Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan puisi) karya W.S. Rendra, Malam Jahanam (drama) karya Motinggo Busye, Kapai-Kapai (drama) karya Arifin C.Noer, Perjalanan Penganten (kisah) karya Ajip Rosidi, Seks sastra kita (Essai) karya Hartoyo Andang Jaya, Pagar Kawat berduri (roman) karya Toha Mohtar, Pelabuhan Hati (roman) karya Titis Basino, Pulang (novel) karya Toha Mochtar, Robohnya Surau Kami (Cerpen) karya A.A. Navis, Merahnya Merah, Koong, Ziarah (novel) karya Iwan simatupang, Burung-Burung Manyar (novel) karya Y.B. Mangunwijaya, Harimau-Hariamau (novel ) karya Mochtar lubis, Hati Yang Damai, Dua Dunia, Pada Sebuah Kapal, La Barka, Namaku Hiroko (novel) karya N.H. Dini.
B. Menjelaskan Perkembangan Ragam Karya Sastra (Puisi, Prosa, Drama) yang Dominan Dipengaruhi oleh Aliran Kesusastraan Dalam Periode Tertentu.

Ragam karya sastra Indonesia baik prosa, puisi, maupun drama mengalami perkembangan cukup pesat. Mulai dari sastra Indonesia lama sampai ke sastra Indonesia modern.Para pengarangnya pun makin lama makin bertambah banyak. Semakin banyaknya karya dan pengarang yang bermunculan, semakin pula isi karya tersebut memiliki corak jiwa hasil seni tersendiri, terutama periode Sastra Indonesia Modern. Karya-karya pada periode Sastra Indonesia Modern ini banyak yang mendapatkan pengaruh kebudayaan Eropa.Corak jiwa hasil seni inilah yang dituangkan dalam bentuk aliran.

Ada beberapa aliran dalam sastra yang dominan mempengaruhi ragam karya Sastra di Indonesia, diantaranya:

1. Aliran Realisme yaitu aliran yang selalu berusaha melukiskan keadaan atau peristiwa sesuai dengan kenyataan dan selalu mengungkapkan hal-hal yang baik atau tidak membuat orang tersinggung. Karya sastra angkatan 45 baik puisi maupun prosa banyak dipengaruhi oleh aliran realisme. Contoh:

PENERIMAAN

Chairil Anwar 2. Aliran Naturalisme yaitu suatu aliran yang melukiskan sesuatu apa adanya tetapi selalu memandang kepada hal-hal yang bersifat buruk atau mesum baik memilih bahan dari masyarakat yang bobrok/mesum maupun baha s/cara melukiskan kasar, tanpa melihat kesusilaan.

Contoh: Surabaya (novel) oleh Idrus

Belenggu (roman) oleh Armyn Pane

Pada Sebuah Kapal karya NH. Dini


3. Aliran Neo-naturalisme yaitu aliran yang tidak hanya menceritakan sesuatu yang buruk saja, tetapi yang baik pun tidak dilupakan sehingga masih terdapat di dalamnya perasaan perikemanusiaan.

Contoh: Raumanen karya Marianne Katopo

Katak Hendak Jadi Lembu karya Nur Sutan Iskandar

Keluarga Permana karya Ramadhan KH

Atheis karya Ahcdiat K. Miharja


4. Aliran Ekspresionisme yaitu aliran yang selalu menekankan pada segenap perasaan atau jiwa sepenuhnya (adanya aku atau subyek). Kalimat yang digunakan tidak panjang-panjang tetapi kalimat pendek berisi dan seringkali menggunakan kalimat yang hanya terjadi dari satu patah kata saja.

Contoh: puisi-puisi Subagio Sastrowardoyo, Toto Sudarto Bachtiar, Sutarji Colzum Bahri, beberapa karya Chairil Anwar.
5. Aliran Impresionisme yaitu suatu aliran yang melukiskan sesuatu berdasarkan kesan-kesan sepintas saja dari peristiwa atau kejadian yang dilihat/ditemui pengarang dalam kehidupan nyata.Pengarang hanya mengambil bagian yang penting-penting saja.

Contoh:

NGARAI SIANOK 6. Aliran Determinisme yaitu suatu aliran yang melukiskan peristiwa dari sudut paksaan nasib (sudut jeleknya) dan nasib itu sendiri ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitar, kemiskinan, penyakit, darah keturunan, dalam hubungan sebab akibat. Contoh: puisi dan prosa angkatan 66, Belenggu karya Armyn Pane, Neraka Dunia karya Nur Sutan Iskandar.


7. Aliran Surealisme yaitu suatu aliran yang melukiskan sesuatu secara berlebihan yang terkadang sulit diikuti dan dipahami oleh pembaca.

Contoh: Bip-Bop (drama) karya W.S.Rendra, Lebih Hitam dari Hitam (cerpen) karya Iwan Simatupang, Pot (puisi) karya Sutarji Colzum Bahri, Berhala (novel) karya Toto Sudarto Bachtiar. 8. Aliran Romatisme yaitu suatu aliran yang selalu melukiskan sesuatunya secara sentimentil dan penuh perasaan.

Contoh: Di Bawah Lindungan Kabah (roman) karya HAMKA, Dian Yang Tak Kunjung Padam (Roman) karya Sutan Takdir Alisyahbana, Layar terkembang (roman) karya Sutan Takdir Alisyahbana, Ziarah (novel) karya Iwan Simatupang.


9. Aliran Idealisme yaitu suatu aliran yang melukiskan hal-hal utuh tentang gagasan, cita-cita atau pendiriannya.


Contoh:

AKU 10. Aliran Simbolisme yaitu suatu aliran yang selalu menggunakan simbol-simbol atau isyarat-isyarat guna menutup kebenaran atau maksud yang sesungguhnya.

Contoh: Tinjaulah Dunia Sana karya Nursyamsu, Radio Masyarakat (cerpen) karya Rosihan Anwar, dan sebagainya.


11. Aliran Psikologisme yaitu suatu aliran yang selalu menekankan pada aspek-aspek kejiwaan.

Contoh: Atheis (roman) karya Achdiat K. Miharja, Burunng-burung Manyar (roman) karya YB. Mangunwijaya, Merahnya Merah (novel) karya Iwan Simatupang, Telegram karya Putu Wijaya.


12.Aliran Didaktisme yaitu suatu aliran yang selalu menekankan pada aspek-aspek pendidikannya.

Contoh:

Salah asuhan (roman) karya Abdoel Muis, Karena Kerendahan Budi (novel) karya HSD Muntu, Syair Perahu (syair) karya Hamzah Fansuri.




















Sejarah Perumusan pancasila
Sejarah Perumusan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rumusan-rumusan Pancasila

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu :

* Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[1]
* Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945. Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:

Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :

* Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945
* Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945
* Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949
* Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
* Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)